Kota Pekalongan – Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan melalui Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) berusaha meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama, sebagai salah satu misi Kemenag. Salah satu kegiatan bimbingan penyuluhan dilaksanakan di Rutan (Rumah Tahanan Negara) Kelas II A Pekalongan, terlaksana atas kerja sama yang baik antara Kemenag dengan pihak Rutan.
“Bimbingan penyuluh sangat bermanfaat bagi warga binaan rutan dalam mengisi hari-hari selama di dalam rutan. Ilmu agama yang diberikan akan menjadi siraman agar jiwa warga binaan rutan tidak gersang. Harapannya, nantinya akan menjadi bekal yang bermanfaat ketika sudah berbaur kembali di masyarakat,” tutur Drs. Faqihuddin Ketua Pokjaluh saat ditemui usai rakor Pokjaluh di KUA Kecamatan Pekalongan Barat.
Faqih menambahkan dengan adanya obyek penyuluhan bagi seluruh Penyuluh Agama Islam (PAI) Kemenag Kota Pekalongan yang telah diagendakan setiap minggunya, silih berganti Penyuluh Agama Islam mendatangi Rutan (Rumah Tahanan Negara) Kelas II A Pekalongan untuk memberikan siraman rohani bagi para penghuninya, seperti yang dilakukan Sri Setiyowati di aula rutan wanita, Rabu (7/02/18).
Penyuluh fungsional yang biasa dipanggil, Sri menjelaskan secara seksama, pemberian materi “Ibadah dan Kerja” yang telah dipersiapkan diselingi tanya jawab agar kegiatan yang dilaksanakan di Rutan berkesinambungan dan tidak membuat para warga binaan merasa bosan menghadapi penyuluhan.
“Ibadah berbeda dengan kerja. Hal tersebut dapat dibenarkan, karena memang banyak orang yang membedakannya dalam praktik hidup mereka. Misalnya, seseorang beribadah di masjid atau gereja dalam arti menyadari kehadiran Tuhan dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Namun, ketika di kantor atau pasar, ia bekerja tanpa mengingat kehadiran Tuhan, bahkan bisa jadi melanggar perintah-Nya,” jelas Sri.
Dengan khidmat mereka mendengarkan penjelasan yang dibawakan oleh Penyuluh Fungsional Sri Setiyowati, SH.
Menurut Kasi Pelayanan Tahanan Tavip Imam Haryanto, S.Pd.I dengan kegiatan penyuluhan membuat para warga binaan merasa senang, harapannya saat keluar dan berbaur dengan masyarakat, mereka mempunyai bekal bukan hanya dari segi keagamaan tetapi juga berbagai keterampilan yang diajarkan oleh para Penyuluh.
“Kami merasa senang dan bersyukur dapat membimbing mereka. Banyak diantara mereka yang akhirnya sadar dan kini merasa lebih baik,” tutur Sri mewakili Pokjaluh.