Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Thobib Al Asyhar
KOTA PEKALONGAN (Humas) — Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) diminta melakukan langkah strategis dan akseleratif dalam mewujudkan World Class University.
Pesan ini disampaikan Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama, Thobib Al Asyhar, saat mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pada Rakornas Bidang Kerjasama PTKI Negeri se-Indonesia di auditorium UIN Satu Tulungagung, Rabu (13/9/2023).
Thobib menyampaikan bahwa target capaian “world class university” bagi PTKIN perlu dijabarkan melalui langkah konkrit yang terukur. Misalnya, penyediaan informasi melalui website berbahasa Inggris dan arab, program penerjemahan (translasi) karya-karya akademik terpilih melalui website maupun jurnal terindeks.
“Kita selama ini sering sebut menuju World Class University (WCU), tetapi apa yang sudah kita lakukan selama ini? Pengen going global, tetapi kita tidak pernah menginformasikan aktifitas kampus dengan bahasa yang bisa dipahami oleh warga dunia, yaitu berbahasa inggris dan arab. Bagaimana kita bermimpi kelas dunia, tetapi kita menggunakan informasi berbahasa lokal?,” tegas Thobib.
Thobib minta PTKIN menggerakan budaya translasi (penerjemahan) karya-karya ilmiah terpilih dan dipublikasi secara massif.
“Budaya translasi harus digalakkan di dunia kampus dan dipublikasi agar dapat dikomsumsi oleh masyarakat internasional. Sebenarnya hasil-hasil riset PTKIN banyak yang bagus, hanya sayangnya jarang diterjemahkan dan hanya masuk rak-rak buku perpusatakaan, sehingga tidak dikenal oleh dunia internasional,” ujarnya.
PTKI, kata Thobib juga harus mulai membuat standardisasi layanan, khususnya penyediaan dormitory bagi mahasiswa internasional yang layak, nyaman, dan lengkap. Kualitas pelayanan melalui kantor International Office akan menjadi barometer kepuasan mahasiswa internasional yang dapat menjadi pintu promosi di dunia internasional.
“Standardisasi layanan kepada mahasiswa internasional sangat penting. Mereka adalah duta-duta dunia yang akan menjadi magnet bagi warga dunia lain, sehingga perlu dilayani dengan baik, dormitory yang layak dan nyaman. Kita tidak bisa membayangkan jika warga asing dicampur dengan mahasiswa kita, di mana mahasiswa kita memiliki budaya yang tidak baik, seperti menjemur baju hanya mengenakan sarung tanpa pakaian atas, pasti akan membuat mahasiswa asing menjadi ilfeel,” tandasnya.
Terkait dengan pencapaian world rank, PTKIN perlu menonjolkan subjek keunggulan dalam bidang Islamic Studies yang berwatak moderat.
“Jika kita ingin mengejar world rank dengan segala instrumennya, pasti kita akan kalah dari mereka yang lebih dulu. Caranya kita perlu menguatkan kelebihan kita dalam bidang Islamic Studies melalui berbagai hasil-hasil penelitian yang dapat men ginspirasi dunia dalam berbagai kemasan produk akademik,” tutupnya.
Rektor UIN Satu, Maftuhin, menekankan bahwa internasionalisasi PT harus diimbangi dengan kualitas kampus, sehingga orang asing tertarik belajar di sini. Di UIN Satu, ada mahasiswa internasional dari 34 negara, dan ke depan akan terus didorong agar jumlah mereka terus bertambah. (Thobib/mk/fzn)