Kota Pekalongan – Dalam kesempatan Festival Seni Budaya dan Kuliner Indonesia yang diselenggarakan oleh Komunitas Pelestari Budaya Tionghoa Kota Pekalongan pada 30 – 31 Januari dan 1 Februari 2020, Ketua FKUB Kota Pekalongan Drs Ahmad Marzuqi, M.Pd.I, saat dimintai tanggapannya, menyatakan perbedaan etnis, budaya bahkan agama akan luruh dalam kegiatan seni.
Hal ini terbukti peserta lomba menyanyi Mandarin diikuti perempuan muslimah beretnis Jawa, dan berbahasa sehari-hari bahasa Jawa. Tidak ada sekat yang memisahkan perbedaan sesama bangsa Indonesia. Tepat sudah jika Komunitas Pelestari Budaya ini menggelar momen penting setiap tahun di suasana imlekan.
Banyak tampilan hiburan yang disuguhkan seperti berbagai jenis musik mulai dari tradisional sampai yang ngepop. Disamping pertunjukan atraksi khas Barongsai, ditampilkan juga atraksi tradisional Kuntulan.
Pengunjung dari berbagai etnis di Kota Pekalongan ini, selain dimanjakan dengan berbagai pertunjukan, juga disuguhi berbagai kuliner untuk memuaskan selera lengkap dengan stand pernak-pernik aksesoris dan kostum pakaian yang didominasi warna merah cerah.
Kegiatan ini sekaligus menggalang kerukunan untuk menuju kedamaian khususnya di Kota Pekalongan sehingga diharapkan perputaran ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan secara bertahap pemerintah mendorong dan memfasilitasi agar kegiatan di kampung Pecinan menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Batik.
FKUB mendorong agar ke depan kerukunan dan kedamaian menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga tanpa memandang perbedaan yang ada sehingga Kota Pekalongan tidak lagi hanya Kota Batik saja, tetapi juga menjadi Kota Ramah Agama.