Kota Pekalongan – Baru kali ini Walikota Pekalongan memiliki perhatian luar biasa terhadap potensi keumatan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Sabtu (6/04/2019) Pukul 10.00 wib Walikota mengundang 125 warga nonmuslim yang terdiri dari pengusaha, tokoh agama, dan jemaat Katolik, Protestan, Konghucu, Hindu, dan Budha dalam acara Dialog Keumatan di Guest House Jalan Bahagia.
Selama ini Walikota sudah mengadakan acara “Ngaji Bareng” dan “Subuhan Bersama” sebagai wadah grumungan antara Walikota dengan umat Islam yang tinggal di Kota Batik ini. Pemerintah menyadari bahwa ternyata yang menggerakkan perekonomian tidak hanya umat muslim saja, tetapi semua elemen masyarakat termasuk nonmuslim memiliki potensi untuk digerakkan lebih menyeluruh demi kesejahteraan umat.
Kehidupan di Kota Pekalongan diliputi rasa kerukunan dan perdamaian serta paseduluran. Di kota kecil ini sedikitnya ada ratusan masjid dan lima ratusan musola milik NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, LDII, Rifaiyah. Sementara itu ada 1 gereja Katolik, 17 gereja Protestan, 5 vihara, 2 Klenteng, 1 Litang, dan 1 pura. Selain etnis Jawa, Arab, dan Tionghoa, ada suku lain seperti suku Sunda, Bali, Madura, Makasar, Padang, Palembang, Batak, dan Goa.
Adapun presentasi agama di Kota Batik meliputi :
1. Islam : 94,14 %
2. Protestan : 2,.85%
3. Katolik : 2.25%
4. Budha : 0.67%
5. Hindu : 0,07%
6. Konghucu : 0,01%
7. Kepercayaan : 0,02%
Acara Dialog Keumatan berlangsung lancar, antusiasme umat untuk “Ngudoroso” kepada Walikota sungguh besar. Pertemuan Walikota di Guest House dengan jemaat ini bukanlah kali pertama karena sebelumnya sudah ada persuaan Walikota di Aula Santo Petrus dengan masyarakat nonmuslim.
Kebersamaan yang dibangkitkan Walikota ini ke depan diharapkan akan semakin meningkat sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua warga Kota Pekalongan. Pada kesempatan sambutannya, Ketua FKUB Ahmad Marzuqi menyatakan keinginannya agar ke depan pemerintah menyelesaikan sertifikasi tempat ibadah seluruh agama dan penataan pemakaman nonmuslim.