Kota Pekalongan – Asasmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh siswa. AKM ini merupakan salah satu inisiatif merdeka belajar yang di rumuskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Rencananya AKM ini akan mengantikan Ujian Nasional (UN) mulai tahun 2021. Agar terlaksana dengan baik AKM mulai di sosialisasikan dan disimulasikan kepada para guru khususnya di lingkungan kementrian agama kota pekalongan.
“ terkait persiapan AKM di kota Pekalongan ini masih tahap pelatihan untuk proktor dan nantinya sistem AKM di kota Pekalongan akan dilakukan secara online penuh karena sebagian besar sekolah di lingkungan kota Pekalongan sedah mempunyai akses internet yang bagus” tutur Mahfudz perwakilan Dinas Pendidikan Kota Pekalongan dalam memberikan sambutan pada acara Rakor Skala kecil AKM di Aula Kankemenag Kota Pekalongan Rabu 5 Agustus 2020.
Asesmen Komprtisi Minimum (AKM) ini akan dilaksanakan di semua tingkat pendidikan baik MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK semuanya akan melakukan AKM sebagai pengganti Ujian Nasional (UN), tetapi pada tingkat MI/SD ini adalah suatu hal baru karena di tingkat MI/SD belum pernah melakukan ujian berbasis online maupun semi online, ini menjadi perhatian khusus dari kementrian.
Pelaksanaan Simulasi ini Bertujuan untuk Memperkenalkan kepada Sekolah baik para kepala Sekolah, para Guru dan Siswa tentang AKM terkhusus mengenai soal yang akan diujikan. Dan juga membiasakan kepada Siswa akan adanya tes AKM termasuk metode penilaian berdasarkan kemampuan bernalar dan penguatan pendidikan karakter. Dalam hal ini tentunya para Sekolah-sekolah harus mempersiapkan matang-matang. Namun ada juga yang masih kebingungan mengenai pelaksanaan ujian AKM seperti Siswa-siswa MI yang mungkin Masih sangat awam mengenai internet. Titiani, salah satu guru di MI S Bumirejo mengaku masih kebingungan dengan adanya AKM “saya masih kebingungan mengenai pelaksanaan AKM, karena baru akan diadakan. Saya harap nanti Operator bisa semaksimal mungkin dalam pelaksanaan AKM. Dan juga sekolah kami belum ada LAB Komputer, jadi saya berharap dari pihak Kemenag sudah menyiapkan pelaksanaan AKM akan ditempatkan dimana.” Jelas Titiani. Sementara itu, SatKer dari MAN 1 Pekalongan, Muhammad Jaelani menyatakan adanya smiluasi AKM ini mengaku kaget karena porsi soal dan bentuk soalnya berbeda “saya merasa kaget karena bentuk soalnya kalo yang UN tahun lalu Cuma pilihan ganda 50 dan juga esai namun kalau AKM sendiri lebih ke Penalaran Literasi yang akan dinilai.” Jelas Jaelani. Dengan adanya kebijakan Pemerintah adanya AKM ini diharapkan bisa menambah kualitas akademik para siswa dan juga diharapkan para guru termotivasi untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelas. ( Qy )