Kota Pekalongan – Suasana haru dan isak tangis mewarnai keberangkatan ratusan calon jemaah haji asal Kota Pekalongan yang dilepas secara langsung oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, didampingi Ketua TP PKK, Hj Inggit Soraya, Wakil Walikota Pekalongan, H Salahudin, Wakil Ketua I TP PKK, Hj Istiqomah, Kasdim 0710/Pekalongan, Mayor Arh Ahmad Thohir, Kepala Kantor Kementerian Agama, Kasiman Mahmud Desky, Sekda Kota Pekalongan, Nur Priyantomo dan sejumlah Forkopimda lainnya, berlangsung di Halaman Kantor Pemerintah Kota Pekalongan, Selasa pagi (21/5/2024).
Calon jemaah haji diantarkan pihak keluarga dan sanak saudaranya masing-masing, sehingga mereka tampak tak kuasa membendung rasa haru saat anggota keluarganya akan berangkat ke Tanah Suci. Tangis kembali pecah saat sejumlah calon jemaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 38 ini akan menaiki bus untuk menuju embarkasi Donohuddan Boyolali, Jawa Tengah. Keluarga maupun calon jemaah haji menangis bahagia dan berpelukan untuk berpisah dengan keluarga tercinta selama sebulan lamanya.
Wakil Walikota (Wawalkot) Pekalongan, H Salahudin mengatakan bahwa, secara umum kondisi kesehatan para tamu Allah yang akan berangkat ke Tanah Suci ini semua baik dan dinyatakan sehat (istitho’ah) serta layak berangkat. Pada Tahun haji 2024 ini, ada 337 calon haji Kota Pekalongan yang berangkat ke tanah suci. Mereka terbagi dalam kelompok terbang (kloter) 13, 38 dan 39. Mereka dijadwalkan masuk Asrama Haji Donohudan pada Selasa pagi (21/5) dan Rabu dini hari (22/5) untuk selanjutnya terbang ke Tanah Suci Mekkah. Dari total 337 calon jemaah haji asal Kota Batik yang diberangkatkan, jemaah haji termuda berusia sekitar 19 tahun, sementara untuk jemaah tertua sekitar 88 tahun.
“Dari jumlah 337 orang tersebut, dua (2) orang masuk kloter 13 bersama jemaah haji asal Wonosobo dan Banjarnegara. Keduanya sudah terlebih dahulu berangkat ke embarkasi. Sementara, 166 orang calon haji masuk kloter 38 bersama jemaah haji Kabupaten Batang dan 169 orang jemaah lainnya berada di kloter 39 bersama jemaah asal Kabupaten Kendal,”tuturnya.
Menurutnya, pihaknya telah memberikan instruksi kepada petugas kesehatan dan petugas haji agar lebih memperhatikan jemaah haji saat berada di Tanah Suci, khususnya bagi calon jemaah haji lansia. Disamping itu, Wawalkot Pekalongan mengaku bersyukur, Pemerintah Kota Pekalongan bisa kembali memfasilitasi keberangkatan maupun kepulangan jemaah haji. Wawalkot Salahudin berharap, ratusan calon jemaah haji asal Kota Pekalongan bisa menjalankan ibadah hajinya dengan lancar, selalu dalam kondisi sehat, selamat dari berangkat, pada saat maupun sepulang dari tanah Suci, serta menjadi haji dan hajjah yang mabrur. Pihaknya juga menitipkan doa-doa terbaiknya untuk Kota Pekalongan.
“Kami berharap, para calon jemaah haji Kota Pekalongan bisa menunaikan ibadah haji sesuai dengan tujuannya selama menjadi tamu Allah dalam menjalankan kewajiban rukun islam yang kelima. Mengingat, tidak semua orang memiliki kesempatan baik ini. Mohon ibadah ini dimanfaatkan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Jangan sampai kegiatan ini justru menjadikan ibadah hajinya kurang fokus atau bahkan ternodai dengan kegiatan-kegiatan yang tidak semestinya dilakukan,”tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan, Kasiman Mahmud Desky menyebutkan, calon haji termuda berusia 19 tahun atas nama Firda Kamalia Mahmudah. Sementara calon haji tertua berusia 88 tahun atas nama Soekisno, warga Kelurahan Pringrejo.
“Sampai saat ini, semua jemaah calon haji sudah dinyatakan sehat (istitho’ah) dan layak berangkat,” terangnya.
Lebih lanjut Kasiman menjelaskan, ratusan jemaah calon haji yang berangkat tahun ini merupakan pendaftar pada akhir tahun 2011 dengan masa tunggu sekitar 12 tahun. Saat ini, daftar tunggu sudah mencapai 9000-an orang. Karena banyaknya daftar tunggu, masyarakat yang mendaftar haji tahun ini, diperkirakan akan berangkat 32 tahun setelahnya dari masa awal mendaftar. “Masa tunggu haji bisa berkurang karena dua faktor. Pertama, banyaknya calon haji yang gagal berangkat karena meninggal dunia atau mengundurkan diri. Yang kedua, karena penambahan kuota yang bisa mempercepat pemberangkatan jemaah haji,” tandasnya.