Kota Pekalongan (Humas) — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekalongan melalui Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam menggelar kegiatan Advokasi dan Penanganan Konflik bertajuk “Menguatkan Moderasi, Mencegah Konflik, dan Membangun Harmoni”, pada Rabu (16/7/2025) di Rumah Makan Saling, Kuripan Lor. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kankemenag Kota Pekalongan, Dr. H. Kasiman Mahmud Desky, M.Ag., didampingi oleh Kepala Seksi Bimas Islam, H. M. Arifudin, S.Kom., serta kepala Kantor Urusan Agama (KUA) se-Kota Pekalongan.
Turut hadir pula para penyuluh dari empat wilayah KUA serta perwakilan dari organisasi masyarakat Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, LDII, Al-Irsyad, dan Rifaiyah. Kehadiran lintas ormas tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga harmoni kehidupan beragama di tengah masyarakat yang majemuk.
Dalam sambutannya, Kasiman menegaskan bahwa peran penyuluh agama sangat penting dalam membangun dan menjaga kerukunan antarumat beragama. “Penyuluh menjadi garda terdepan dalam menyosialisasikan nilai-nilai toleransi serta mendeteksi secara dini potensi konflik yang bisa muncul dari dinamika sosial dan keagamaan,” ujar Kasiman.
Ia juga mengingatkan bahwa konflik dapat timbul dari berbagai sumber, seperti pendirian rumah ibadah, ekspresi keagamaan yang berlebihan, pemaksaan atribut agama, ujaran kebencian, terorisme, hingga konflik internal dalam satu agama. Oleh karena itu, menurutnya, setiap pihak perlu membangun komunikasi yang terbuka dan menghargai keberagaman. “Pendirian rumah ibadah harus mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan gesekan,” pesannya.
Kasiman juga mendorong agar ceramah keagamaan tidak mengandung provokasi atau narasi yang bisa memecah belah umat. Ia mengimbau seluruh tokoh agama dan ormas untuk menjadi bagian dari solusi dan perekat harmoni sosial.
Lebih lanjut, sinergi lintas elemen seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) juga disebut sebagai salah satu bentuk strategi Kemenag dalam meredam konflik keagamaan. “FKUB dan FPK menjadi ruang strategis untuk dialog dan aksi nyata, termasuk melalui kegiatan sosial lintas iman yang memperkuat persaudaraan kebangsaan,” jelas Kasiman.
Melalui kegiatan ini, Kemenag Kota Pekalongan menegaskan komitmennya dalam memperkuat moderasi beragama sebagai langkah preventif menghadapi potensi konflik, sekaligus mempererat persaudaraan dalam bingkai kebhinekaan.



