Kota Pekalongan (Humas) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekalongan terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan keagamaan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk bagi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan. Melalui kegiatan penyuluhan rutin, Kantor Kemenag menghadirkan nuansa spiritual yang menyejukkan sekaligus menjadi ruang pembinaan moral dan mental.
Salah satunya adalah penyuluhan yang dilaksanakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pekalongan Barat. Penyuluhan ini dilakukan secara rutin setiap Rabu pekan ketiga pada setiap bulan. Kali ini KUA Kecamatan Pekalongan Barat berkolaborasi dengan mahasiswa Praktikum Pengalaman Lapangan (PPL) Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Pada kegiatan yang digelar Rabu (20/8/2025) lalu, sebanyak 18 warga binaan Ponpes Darul Ulum Lapas serta sekitar 20 warga binaan umum turut serta dengan penuh antusias.
Dalam kesempatan itu, para mahasiswa PPL tidak hanya menyampaikan materi keagamaan, tetapi juga memberikan motivasi hidup. Burhan Ali, salah satu mahasiswa PPL, mengingatkan warga binaan bahwa Islam sesungguhnya hadir dalam setiap aspek keseharian manusia, mulai dari makan, minum, hingga tidur. Sementara itu, M. Ariq Mantofani menyampaikan pemahaman tentang kitab suci Al-Qur’an, dan Muhammad Muslikh menekankan pentingnya sikap sabar sebagai kunci menerima setiap kondisi dengan ikhlas.
Suasana kegiatan berlangsung hangat dan penuh keakraban. Di akhir acara, seluruh peserta duduk bersama menikmati makan siang, yang menjadi momen sederhana namun sarat makna kebersamaan antara pegawai lapas, mahasiswa, dan warga binaan.
Tak hanya penyuluhan Islam, Kantor Kemenag Kota Pekalongan juga menghadirkan pembinaan rohani bagi umat Kristen di lapas yang sama. Pada Senin (11/8/2025), Jupri Munthe, penyuluh agama Kristen Kemenag Kota Pekalongan, menyampaikan pesan rohani dari Amsal 4:23: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Ia menekankan pentingnya menjaga hati dari segala hal yang dapat merusak, karena hati adalah sumber dari setiap pikiran dan tindakan manusia.
Melalui penyuluhan lintas agama ini, Lapas Kelas IIA Pekalongan tidak hanya menjadi tempat pembinaan hukum, tetapi juga ruang pemulihan spiritual yang penuh harapan.