Kota Pekalongan – Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan H. Kasiman Mahmud Desky, M.Ag membuka kegiatan Peragaan Manasik Haji yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Raudhotul Athfal ( KKRA ) Kota Pekalongan di Islamic Center Kedungwuni, Minggu ( 23/2/2025 ).
Dalam sambutannya Kasiman Mahmud Desky, menuturkan bahwa kegiatan manasik haji bagi anak-anak RA sangat penting dalam membangun pemahaman awal mengenai ibadah haji. Menurutnya selain ibadah rutin seperti shalat dan puasa, anak-anak perlu dikenalkan dengan rukun Islam lainnya, termasuk haji. “Dengan simulasi ini, mereka dapat belajar tata cara pelaksanaan haji secara sederhana sesuai dengan tahapan yang sebenarnya. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi bagian dari pendidikan spiritual yang berkelanjutan bagi anak-anak,” jelasnya.
Ketua KKRA Kota Pekalongan, Siti Asiyah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program peningkatan kualitas pendidikan RA di Kota Pekalongan.
Manasik haji menjadi salah satu program kami yang bertujuan tidak hanya mengenalkan tata cara ibadah haji, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan religius sejak dini. Ia juga menambahkan bahwa saat ini terdapat 26 lembaga RA di Kota Pekalongan yang terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari segi akademik maupun pembentukan karakter peserta didik. “Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap pendidikan RA semakin maju dan mampu mencetak generasi yang berakhlak mulia,” katanya.
Kegiatan peragaan manasik haji ini diikuti oleh 2.453 peserta dari 26 RA Se-Kota Pekalongan dengan mengusung tema “Manasik Haji Sebagai Interpretasi Pendidikan Dalam Mengembangkan Spiritual Siswa” turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah Kasi Pendidikan Madrasah, Pengawas Madrasah, Kapolsek Kecamatan Kedungwuni, Kodim Kedungwuni, Muslimat NU Kota Pekalongan dan Tokoh Masyarakat setempat.
Kegiatan manasik haji ini disambut dengan antusias oleh anak-anak yang tampak bersemangat mengenakan pakaian ihram dan mengikuti setiap rangkaian ibadah, mulai dari wukuf di Arafah, thawaf mengelilingi Kakbah, hingga sa’i antara bukit Shafa dan Marwah. Guru pendamping dan orang tua pun turut memberikan bimbingan agar anak-anak dapat memahami makna dari setiap tahapan manasik.



