KOTA PEKALONGAN (Humas) — MTs Ishthifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng mengadakan apel pagi dalam rangka Harlah LP Ma’arif NU ke 94, di halaman MTs Ishthifaiyah Nahdliyah, Selasa (19/09/2023). Kepala Madrasah Ishthifaiyah Nahdliyah Ibnu Umi Maktum menyampaikan Amanat Ketua LP Ma’arif NU PBNU yang bertema “Pantang Lelah Untuk Indonesia Berkualitas.”ujarnya.
Pada tanggal 7 Februari 2023 lalu kita telah memperingati “Satu Abad NU” yang dipusatkan di Kota Sidoarjo Jawa Timur. Momentum resepsi satu abad ini dihadiri ratusan ribu jama’ah NU dan tokoh nasional menandai dibukanya abad kedua NU.
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf dalam pidato Puncak Resepsi Satu Abad NU menyampaikan, “wahai bangsa Indonesia selamat datang NU Abad Kedua. Wahai dunia, selamat datang NU abad Kedua”. Pidato disiarkan dari Stadion Delta Sidoarjo ini menggelora di bumi Nusantara dan menggelegar hingga dunia internasional.
NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia diakui seluruh elemen sudah berkontribusi bagi tatanan sosial masyarakat Indonesia dan berperan penting dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik dan lebih mulia. Pengakuan ini menjadi kebanggaan sendiri bagi kita sebagai warga NU khususnya guru dan siswa-siswa di lingkungan LP Ma’arif NU.
Karena itu, para pendiri NU dan tokoh-tokoh NU sekarang berharap, memasuki abad kedua, NU akan tumbuh semakin kokoh, menjadi teladan atas keberislaman yang moderat, memberi contoh hidup yang baik dengan menjunjung akhlakul karimah dan adab ketimuran, tata krama, unggah ungguh, etika yang baik dan adab yang baik.
Harapan itu sebagian besar diserahkan kepada LP Ma’arif NU yang menaungi 21.000 lembaga pendidikan baik tingkat dasar dan menengah. LP Ma’arif NU didirikan untuk mewadahi dan memenuhi kebutuhan warga NU dalam pendidikan, tugas utamanya adalah pengembangan sumber daya manusia warga NU dan masyarakat Indonesia. Para pendiri dan tokoh-tokoh NU telah mewasiatkan bahwa pendidikan adalah pilar utama yang harus ditegakkan secara adil dan merata untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri.
Demikian juga dari sisi pendidikan, sejak terbukanya sistem pendidikan, banyak warga NU memperoleh Pendidikan yang semakin luas. Sekarang ini warga NU tidak hanya terkonsentrasi pada Islamic studies dan pengkajian kitab kuning, tapi juga merambah pada prodi umum seperti hukum, ekonomi, politik, teknologi, teknik mesin, dan lainnya.
Diaspora ini menjadikan basis intelektual dalam NU juga semakin meluas, sejalan dengan cepatnya mobilitas sosial yang terjadi selama ini. Dalam sebuah percakapan antara Gus Dur dan Nurcholis Madjid (Cak Nur) pada tahun 1970- an, muncul penilaian bahwa NU akan kewalahan dengan membanjirnya doktor-doktor dari NU selama 30 tahun ke depan.
Terbukti pasca dekade 90-an dan awal-awal reformasi, lahir dan bermunculan doktor-doktor multi disipliner lulusan dalam dan luar negeri dari NU. Mereka ini berprofesi sebagai dosen, birokrat, TNI/Polri, industri, dan lainnya, termasuk mereka yang bergerak di lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan penelitian dan pembangunan sosial.
Dalam waktu bersamaan, tumbuh pula pengusaha-pengusaha (entrepreneur) muda NU yang turut andil pada citra NU sebagai organisasi modern. Pengusaha muda NU ini berafiliasi BUMN dan swasta.potensial menjadi gerbong perubahan dalam bidang ekonomi dan sosial. Singkatnya, NU sebagai ormas sudah dapat berdiri di atas kaki sendiri sebagaimana cita-cita para pendiri (mu’asis) dan tokoh-tokoh NU 100 tahun lalu. NU saat ini memiliki generasi potensial dengan basis sosial kuat baik struktural atau kultural. Dalam bahasa lain adalah bahwa NU saat ini mengalami bonus intelektual yang cukup menggembirakan.
Selamat Harlah LP Ma’arif NU ke-94, semoga madrasah dan sekolah LP Ma’ariaf NU terus berkembang untuk memberikan pengabdian kepada umat untuk kemajuan bangsa dan negara.”ungkap Maktum.(ms/fzn)