Kota Pekalongan – Bulan Syawal masih menjadi salah satu bulan yang paling banyak dipilih oleh masyarakat untuk melaksanakan pernikahan, khususnya warga Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
Kepala KUA Kecamatan Pekalongan Utara, H Masrur menjelaskan bahwa, KUA Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan telah mencatat, untuk bulan Syawal 1444 H ini ada 78 pasang calon pengantin yang sudah dan akan melangsungkan pernikahan.
“Data sementara pernikahan untuk wilayah Kecamatan Pekalongan Utara pada bulan syawal ini, yakni 28 pasang untuk bulan April dan 50 pasang untuk bulan Mei. Karena data ini masih berjalan, kami perkirakan hingga akhir bulan Syawal total bisa mencapai sekitar 90an pasang atau bisa lebih,” jelasnya.
Masrur menjelaskan, pernikahan pada bulan Syawal memang salah satu bulan favorit warga Pekalongan Utara karena selain dipercaya sebagai bulan yang baik, juga masih banyak warga yang berkumpul bersama keluarganya.
“Bulan Syawal ramai, tetapi bulan Dzulhijjah lebih ramai dibanding Syawal. Sedangkan, bulan lainnya standar, bahkan untuk bulan Muharram biasanya warga tidak ada yang punya hajat. Untuk itu, kita juga bisa istirahat,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, hari Jum’at juga menjadi favorit untuk melangsungkan pernikahan bagi warga Pekalongan Utara. Sehingga, setiap hari Jumat pada bulan Syawal dan Dzulhijjah bisa mencapai 12 pernikahan dalam sehari.
“Hari biasa hanya 1-3 pernikahan dalam sehari. Sesuai aturan, durasi pernikahan itu diberikan setengah jam. Misal mulai jam 6.30, nanti sampai jam 7. Jadi, misal dalam sehari ada 10 tempat, maka kita kerjakan selama 5 jam,” imbuhnya.
Menurutnya, meski sudah diberi durasi waktu namun yang mempunyai hajat terkadang tidak tepat sesuai waktu bisa fluktuatif mencapai 1 jam.
“Kami sudah datang, pengantinnya belum datang. Kami dan pengantin sudah datang, tapi yang diundang untuk ikut walimah belum datang akhirnya geser-geser waktu. Belum lagi kalau ada simtudduror dan khotbah nikah, bisa memakan waktu 3/4 jam,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski akad nikah di KUA sempat menjadi trend di twitter dan tiktok. Namun, warga Pekalongan Utara masih banyak yang mendambakan pernikahan di rumah dengan disaksikan oleh Kyai dan tamu undangan walimah.
“65% kebanyakan dirumah, sisanya di KUA. Dan biasanya, yang nikah di KUA itu adalah mereka yang pernah menikah,” tuturnya.
Masrur menambahkan, untuk permintaan pernikahan pada tahun 2023 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun yang lalu.
“Kwartal I bulan Januari hingga April 2023, ada 130 pernikahan. Hal ini ada peningkatan dibanding tahun lalu yang hanya 90. Biasanya rata-rata untuk wilayah Pekalongan Utara hingga akhir tahun bisa mencapai sekitar 600 pernikahan.” pungkasnya. (Tim KP Pemkot/Ant).