Kota Pekalongan .Rabu 08 Juli 2020. “Konsentrasi FKUB adalah kerukunan tidak memandang bd agama beda suku, etnis , sekte , aliran dan lain lain “ . Ujar Ketua FKUB Kota Pekalongan Marzuki mengawali sambutan sekaligus memberikan materi pada acara Rakor FKUB dan Ormas Islam Kota Pekalongan . Masih dalam suasana New normal acara diselenggarakan pada Hari Rabu 08 Juli 2020 bertempat di Aula MAN 01 Pekalongan. Hadir pada acara tersebut Ka.kankemenag Kota Pekalongan yang juga sebagai pemateri, Anggota FKUB Kota pekalongan perwakilan ormas Islam se Kota pekalongan seperti Nahdhatul Ulama . Muhammadiyah , Al Irsyad dan lain lain hadir juga juga perwakailan ormas islam wanita dan pemuda se Kota Pekalongan sejumlah kurang lebih 40 orang . Karena masih dalam suasana New Normal maka protocol kesehatan teta diterapkan seperti semua peserta wajib pakai masker , sebelum masuk ruangan cuci tangan dan di tes suhu badan .Lebih lanjut Marzuki berharap agar FKUB Kota Pekalongan tidak hanya berperan sebagai “Pemadam Kebakaran “ dalam arti berusaha menyelesaikan masalah jika ada permasalah di antara masyarakat, tetapi berperan juga bagaimana mencegah agar tidak terjadi kerusuhan ataupun keributan. Marzuki bersyukur atas capaian kerja keras semua anggota FKUB sehingga sekarang FKUB bisa berdiri seimbang dengan ormas ormas yang lain . “ Dalam hal apapun ketika ada rapat rapat disamping NU dan Muhammadiyah FKUB pasti selalu diundang di dengar suaranya dan dimintai pertimbangannya, Karena memang FKUB berusaha menjadi “Nafian linnas” bermanfaat untuk semuanya “ jelasnya. Dalam kesempatan itu Marzuki juga bercerita sekilas ttg perjalanan berdirinya FKUB dimulai dari adanya Paguyuban Lintas Agama yang didirikan Habib Luthfi dan dilanjutkan FKUB, yang merubah kota Pekalongan yang dulunya terkenal kota sumbu pendek yang mudah terjadi gesekan antar masyarakat apalagi masa masa pergantian pimpinan, menjadi kota tanpa sumbu dalam arti yang cukup adem ayem tidak mudah terkena hasutan . Berkaitan dengan maraknya pro Kontra RUU HIP marzuki mengingatkan “ Negara ini kita bentuk bersama sama, kita dirikan bersama sama dari semua komponen ada kelompok agama ada kelompok yang lain yang semuanya berjasa,jangan ada yang merasa paling berjasa di negeri ini tapi semuanya berjasa , tidak ada mayoritas tidak ada minoritas ,ini semua bisa kita lihat dengan membaca buku sejarah yang benar ”. Selanjutnya Marzuki menyampaikan sejarah terbentuk nya Sila sila Pancasila secara runtut. Dimaksudkan agar para peserta rakor tahu dari sumber yang benar bukan dari yang lain yang bertebaran di medsos sehingga tidak salah faham.
Ka. Kankemenag Kota pekalongan Maksum dalam sambutannya menegaskan bahwa “Agama yang diakui Negara saat ini ada 6 yaitu Islam ,Katholik , Kristen Protestan , Hindu, Budha, dan Konghucu, namun agama yang terakhir ini masih banyak yang belum tahu” oleh karena itu menjadi tugas FKUB untuk mensosialisasikannya agar tidak ada lagi yang menganggap Konghucu itu bukan agama . Selanjutnya Maksum mengingatkan bahwa sebenarnya di masing-masing agama itu banyak aliran aliran atau sekte sekte. Seperti di Islam ada Sunni dan Syiah , mazhab syafi’i, maliki , hambali dan lain lain , demikian juga di Kristen Protestan , hindu budha dan lain lain. Namun kalau kita cermati dari sekian banyak aliran yang ada di semua Agama intinya mengajarkan untuk berbuat baik dan mencegah atau melarang kebatilan atau amar ma’ruf nahi mungkar dengan cara yang bagus dan bijaksana. Dari hal tersebut muncul sikap sikap , menghormati , mengayomi , mendidik, menjaga persatuan dan kesatuan yang kesemuanya itu diperlukan bagi terjaganya kerukunan umat beragama di Indonesia.
Sebelum acara selesai diadakan acara tanya jawab tentang hal hal yang berkaitan dengan kerukunan hidup beragama , bagaimana cara cara mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat sehinggga bisa didapatkan keputusan yang sejuk tidak ada yang dirugikan , tapi penyelesain yang bijaksana yang menguntungkan kedua belah pihak . (Qy)