Pekalongan-Senin, pukul 09.00 WIB – 12.30 WIB, tanggal 14 November 2016 diselenggarakan pengarahan dan rapat pengurus BP4 Kecamatan Pekalongan Timur di Eks Kelurahan Noyontaan Kecamatan Pekalongan Timur, Jl. Dr. Wahidin Kota Pekalongan. Pada kesempatan tersebut dibentuk juga pokja BP4 Sakinah percontohan Kelurahan Noyontaan Sari Kecamatan Pekalongan Timur dan pokja BP4 percontohan Kelurahan Podosugih. Acara dihadiri Ketua BP4 Kota Pekalongan, Drs. H. Achmad Suyuti dan beberapa pengurus BP4 Kota Pekalongan, serta pengurus BP4 Kecamatan Pekalongan Timur dan Kecamatan Pekalongan Barat.
Dalam sambutannya Drs. H. Achmad Suyuti menyampaikan kembali MoU antara STAIN dan BP4 Kota Pekalongan. Disampaikan juga mengenai pengurus BP4 Kota Pekalongan sepakat mendukung program kerjasama BP4 dengan Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) IAIN Pekalongan untuk menjadikan Kelurahan Noyontaan Sari Kecamatan Pekalongan Timur dan Kelurahan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat sebagai KELURAHAN POKJA BP4 PERCONTOHAN.
Pada sesi tanya jawab, Camat Pekalongan Timur, Endro Purwiyatso, S.Sos menanyakan mengapa Kelurahan Noyontaan Sari yang dijadikan percontohan dan bagaimana mewujudkan Kelurahan Noyontaan Sari agar memiliki pokja BP4 Kelurahan Percontohan? Dijawab oleh Pak Suyuti bahwa Kelurahan Noyontaan Sarilah yang dipilih karena kelurahan ini sudah siap. Tentang langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menjadikan pokja ini sebagai percontohan akan dilakukan sambil jalan. Kemenag dan Pemkot sudah memback up.
Sementara pertanyaan dari KH. Fatah Yasran menanyakan tempat dan fasilitas Suspranik di Kantor BP4 Kota Pekalongan semakin sulit fasilitasnya, langkah apa yang ditempuh penguru BP4 Kota? Dijawab, bahwa fasilitas suspranik akan ditambah gedung yang merupakan Eks Gedung Kelurahan Noyontaan. Hal itu akan diusulkan kepada Pemkot Pekalongan.
Pada kesempatan tersebut, perwakilan P3M IAIN Pekalongan, Nanang Hasan Susanto minta dibuatkan RAB di kelurahan-kelurahan BP4 percontohan, sehingga Kota Pekalongan diharapkan bisa dijadikan percontohan daerah lain.
Dilanjutkan pengarahan dari Nanang HS dengan diawali memberikan semangat “Jalankan kegiatan-kegiatan Pokja BP4 di kelurahan, Buktikan bahwa kita bisa memberikan kontribusi yang jelas kepada masyarakat. Misal angka perceraian turun dan semakin banyak keluarga sakinah di Kota Pekalongan.
Pokja Percontohan ini diharapkan bisa menginspirasi kecamatan maupun kelurahan lainnya untuk bergerak menjalankan kegiatan Pokja BP4. P3M IAIN Pekalongan ikut mendampingi BP4 dalam penelitian dan pengabdiannya kepada masyarakat.
Ketua Pendamping Kedua Pokja Percontohan, Ibu Astuti mengemukakan bahwa kegiatan Suspranik saat ini yang ada hanya di tingkat Kota, dimana peserta mendapatkan lengkap pembekalan keagamaan dan menyangkut kesehatan. Nantinya “mungkin” Suspranik akan ada di kelurahan percontohan.
Mantan Ketua DPRD Kota Pekalongan dan Tokoh Masyarakat, Bowo menjawab pertanyaan mengapa beberapa ormas kemasyarakatan dan keagamaan belum mendapatkan hibah dari Pemkot.. Jawaban beliau “Mari bersama mendorong agar dipermudah regulasi oleh Pemkot. Namun menjadi dilema apabila yang mendapatkan hibah ternyata Ormas yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan adanya gedung bangunan milik Pemkot yang mangkrak mestinya ada pemeliharaan, sehingga dapat manfaatkan, perlu juga tambahan fasilitas di lapangan.
Menurut Ketua BP4 Kecamatan Pekalongan Timur, Solihin, setelah melihat dan mengamati lebe- Lebe yang ada di kelurahan-kelurahan, sambutan baik ada di Kelurahan Noyontaan Sari, kemudian dipilih untuk dijadikan BP4 Sakinah (percontohan), nantinya akan ditindaklanjuti dengan dikeluarkan Surat Keputusan (SK). “Mari bersama-sama kita berlomba-lomba dalam ibadah,” kata Purn Solihin, Pensiunan POLRI.
“Masyarakat membutuhkan pencerahan membentuk keluarga sakinah, mudah-mudahan mendapatkan ridho Allah Swt.,” Pungkas Solihin.