Pekalongan – Walikota Pekalongan, A Alf Arslan Djunaid membuka acara dialog interaktif dengan Tema “Menjaga Kebersamaan dalam Keberagaman Guna Kondusifitas Kota Pekalongan”, di Ruang Amarta, Rabu (28/9). Dengan moderator/ ketua panitia pelaksanan acara, Kepala Kesbangpol Kota Pekalongan, Tjuk Kushindarto, menghadirkan 3 (tiga) narasumber dari IAIN Pekalongan, Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan dan FKUB Kota Pekalongan.
Dalam sambutannya, Walikota Pekalongan, Alex mengatakan pentingnya untuk terus menjaga Kondusifitas Wilayah Kota Pekalongan, hal ini sudah menjadi tugas utama bagi pemerintahan untuk menjalankan program dan visi misinya. Harapannya seluruh elemen masyarakat agar dapat saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat, karena disinyalir ada beberapa permasalahan yang berpotensi menimbulkan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat di Kota Pekalongan.
Dilanjutkan penyampaian materi oleh Ketua IAIN Pekalongan, Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag. Dikatakan bahwa bangsa indonesia adalah bangsa heterogen, maka kerukunan merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Senantiasa mengedepankan kerukunan. Bisa dilihat dengan adanya Simbol kerukunan seperti rukun tetangga, rukun warga dan lainnya. Jadi ironi jika kerukunan yang sudah terjalin dirusak oleh segelintir orang /kelompok. Disampaikan juga pentingnya Tri Kerukunan Umat Beragama.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan, H. Imam Tobroni, S.Ag, MM menyampaikan makalah tentang Perspektif Regulasi Pendirian Rumah Ibadat.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Pekalongan, Drs. H. Ahmad Marzuki, M.Pd.I. menjelaskan peran pentingnya pemuka masyarakat dalam kerukunan beragama. Menurutnya, Kerukunan masyarakat sebenarnya bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah, namun sudah menjadi kewajiban seluruh elemen masyarakat khususnya di Kota Pekalongan, dengan terus menjaga kerukunan dan kebersamaan, saling menghormati, saling menghargai, saling tolong menolong.
Acara dialog interaktif digelar Forum Masyarakat Peduli Pekalongan (FORMAPP) bersama Kesbangpol Kota Pekalongan, dihadiri 100 orang, terdiri dari perwakilan tokoh agama dan tokoh masyarakat, perwakilan Ormas, perwakilan pengurus Rumah Ibadat, perwakilan mahasiswa dan pelajar se Kota Pekalongan. Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.