Dalam rangka memperingati Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H, Mursyid Thoriqoh Indonesia menggelar Konferensi Internasional Bela Negara. Konferensi yang mengusung tema “Bela Negara: Pengertian dan Urgensinya dalam Islam” ini diselenggarakan di Hotel Santika Pekalongan, Jawa Tengah, 15 Januari 2016.
“Para Ulama Thoriqoh memandang masalah bela negara sekarang sangat penting untuk diperhatikan,” kata Rois Am Jammiyah Ahlith Thoriqoh al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman), Habib Mohammad Lutfi bin Ali bin Yahya, sebelum acara digelar, Jumat (15/1). Dalam acara tahunan ini, Habib Lutfi mengajak seluruh kalangan thoriqoh untuk sungguh-sungguh mengoptimalkan kekuatan spiritualitas jamaah thoriqoh untuk menguatkan aspek bela negara.
Meningkatkan aspek bela negara juga tidak terlepas dari pengaruh konflik di negara-negara Timur Tengah yang secara langsung berdampak pada Indonesia. Menurutnya, ketegangan di Timur Tengah tidak semata-mata menyangkut masalah politik, namun termasuk dalam masalah agama. Terlebih ketegangan tersebut mulai berimbas pada umat Islam di Indonesia dan menimbulkan keprihatinan para ulama thoriqoh. “Melalui konferensi ini, diharapkan kesadaran bela negara bisa bangkit didasarkan spiritualitas seperti yang diajarkan dan dicontohkan Nabi Muhammad SAW,” jelas beliau.
Konferensi Ulama Thariqah dari dalam dan luar negeri, berlangsung di Ballroom Hotel Santika lantai 3, Jalan Gajah Mada, Kota Pekalongan, mulai pukul 08.00 s.d selesai. Kegiatan dihadiri sekitar 200 ulama thariqah se Indonesia. Sedikitnya 10 ulama besar dari luar negeri hadir menjadi pembicara. Mereka antara lain Syaikh Adnan Al Afiyuni (Mufti Syafi’yyah Syria), Syaikh Aziz al Idrisi dari Maroko, Syaikh Aziz Abidin dari Amerika Serikat, Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya dari Yaman, dan Syaikh Aun al Qaddumi dari Yordania. hadir pula Syaikh Umar Hadhrah (Sudan), Syaikh Fadhil (Turki), dan sejumlah ulama lainnya.
Acara konferensi Ulama Thariqah tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1437 H/2016 yang digelar Kanzus Shalawat, dengan pemrakarsa Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, bekerja sama dengan Jamiyah Ahlith Thariqah al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman). Dalam akhir kegiatan melahirkan consensus tentang bela Negara :
- Negara adalah tempat tinggal dimana agama diimplementasikan dalam kehidupan;
- Bernegara merupakan kebutuhan primer dan tanpanya kemaslahatan tidak akan terjuwud;
- Bela negara adalah di mana setiap warga merasa memiliki dan cinta terhadap negara sehingga berusaha untuk mempertahankan dan memajukannya;
- Bela negara merupakan suatu kewajiban seluruh elemen bangsa sebagaimana dijelaskan Alquran dan hadits;
- Bela negara dimulai dari membentuk kesadaran diri yang bersifat ruhaniyah dengan bimbingan para ulama;
- Bela negara tidak terbatas melindungi negara dari musuh atau sekedar tugas kemiliteran, melainkan usaha ketahanan dan kemajuan dalam semua aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, politik, pertanian, sosial budaya dan teknologi Informasi;
- Bela negara menolak adanya terorisme, radikalisme dan ekstrirnisme yang mengatasnamakan agama;
- Untuk mewujudkan bela negara dibutuhkan empat pilar, yaitu ilmuwan, pemerintah dengan yang kuat,ekonomi dan media;
- Menjadikan Indonesia sebagai inisiator bela negara yang merupakan perwujudan dari Islam rahmatan lilalamin.
Demikian konsensus bela negara yang dirumuskan dalam konferensi tersebut.