Pekalongan – Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan melalui Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) menyelenggarakan Rapat koordinasi (rakor) Peningkatan Kinerja guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di aula Kantor Kemenag, Selasa (22/12). Jumlah peserta adalah 160 GPAI SD, SMP, SMA, dan SMK Kota Pekalongan, pengawas, pegawai dan pejabat terkait dibidang Pendidikan Islam dari Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan dan Dindikpora Kota Pekalongan.
Kasi Pakis Kantor Kemenag Kota Pekalongan Drs. H. Irwan Abas, mengatakan bahwa maksud dan tujuan kegiatan adalah untuk memperoleh arahan-arahan dan informasi dalam kaitan upaya peningkatan kinerja GPAI, serta untuk merumuskan langkah-langkah aplikatif peningkatan kinerja GPAI Kota Pekalongan.
Kepala Kantor Kemenag Kota Pekalongan H. Imam Tobroni, S.Ag, MM menyampaikan pentingnya tugas guru professional PAI. “Peserta didik kita hakekatnya adalah anak kita sendiri, Sangat penting profesionalisme guru dan peran lingkungan dalam membentuk karakter anak. Perlu diwaspadai paham Radikalisme. Jadilah guru profesional, yang bisa mewujudkan rahmatan lil’alamin dan membawa nilai kedamaian, apalagi Walikota Pekalongan peduli kepada pendidikan Islam, Semoga koordinasi ini dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan menuju peningkatan kualitas guru PAI yang kompetitif,” jelas Imam dalam sambutannya.
Hadir Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan yang diwakili oleh Kabid Dikdas Dra. Nunik Ariastuti menyampaikan visi dan misi dari gubernur Jawa Tengah demi kemajuan pendidikan di sekolah dalam pendidikan agama dapat diukur melalui peran dan keterlibatan guru PAI. “Diknas akan bersinergi dengan Kemenag soal data dan pendataan GPAI, terobosan peningkatan kegiatan dan pendataan akan berkolaborasi dengan Kemenag. Saat ini kami (Diknas) Kota Pekalongan masih kekurangan guru PAI karena ada yang meninggal dan pensiun, telah mengajukan ke Pemerintah untuk rekrutmen guru khususnya guru Baca Tulis al-Qur’an (BTQ),” terangnya.
Dalam usaha untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, guru perlu berdiskusi, bertukar fikiran sehingga dapat menemukan dan memecahkan permasalahan, baik kondisi sekolah maupun lingkungan sekitarnya.