Pekalongan – Hari pertama masuk kerja setelah cuti bersama ldul Fitri tahun 2015, Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan mengadakan acara Bintal dan Silaturahmi di Aula, Rabu (22/7). Panitia acara Kegiatan adalah Subbag TU dan dihadiri oleh seluruh pegawai di lingkungan Kemenag Kota Pekalongan, kecuali para guru. Acara dibuka dengan bacaan surat Alfatihah, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al Qur’an surat Ali Imrom ayat 133-135 oleh H. Sama’mun, S.HI.
Ketua panitia sekaligus Kasubbag TU, Drs. Mohamad Yahya dalam pembacaan laporannya mengatakan, acara ini tepat waktu, anggaran diambil dari DIPA Sekjen. “mohon maaf terutama para Kasi banyak yang diglendengi, kita turut prihatin atas kejadian kerusuhan yang menimpa Saudara kita di Tolikara Papua, jangan sampai terprovokasi insiden tersebut, walau kata Jimly Asshidiqie, itu perbuatan teroris karena terjadi pembakaran masjid,” ujar Yahya.
Kepala Kantor Kementerian Agama, H. Imam Tobroni, S.Ag, MM yang menjadi narasumber menyambut baik acara tersebut sekaligus dijadikan sebagai ajang silaturahmi dan meminta seluruh jajarannya untuk selalu meningkatkan disiplin dalam tugas kerjanya.
Imam Tobroni menambahkan, Idul Fitri tahun ini waktu bersamaan, jangan dipermasalahkan istilah silaturahim, silaturahmi, maupun halal bi halal, yang penting substansi atau maknanya. Caranyapun bermacam-macam ada yang sms, salaman, berbagai ucapan. Unsur Kemenag harus bisa ngadem-ngademi dalam insiden Tolikara. Hujatul Islam : Imam Al Ghozali menerangkan bahwa manusia memiliki kecenderungan berbuat buruk karena sifat bahimiyah ( binatang ternak ), Subuiyah ( binatang buas), syaitoniyah ( Syaetan ), namun juga memilki sifat Rubuiyah ( Ketuhanan ) yakni keadaan yang dimiliki oleh manusia sejak lahir untuk menjaga manusia agar tetap dalam diri dan frame kemanusiaanya yang bersih dan suci, beriman dan senantiasa mengerjakan kebajikan dan meninggalkan sifat buruk menuju sifat kebaikan serta mendekatkan diri kepada Allah Swt.
“sekarang kita sering mendengar melalui media massa atau kita saksikan dengan mata kepala kita sendiri, seorang ayah atau ibu tega membunuh anaknya? Anak yang membunuh orang tuanya? orang tua yang menelantarkan anaknya? manusia membunuh manusia lainnya tanpa salah dan dosa? Kita mudah marah dan tersinggung karena masalah kecil? Kemana gerangan fitrah kemanusiaan yang dikaruniakan Allah ini? ternyata manusia bisa berubah menjadi lebih kejam daripada binatang. Sebagaimana disinyalir oleh Al-Quran Surat Al A’rof ayat 179 :
……. Ø£ÙوْلَٰٓئÙÙƒÙŽ كَٱلۡأَنۡعَٰم٠بَلۡ Ù‡ÙÙ…Û¡ أَضَلÙÙ‘Ûš Ø£ÙوْلَٰٓئÙÙƒÙŽ Ù‡Ùم٠ٱلۡغَٰÙÙÙ„Ùونَ ١٧٩
Artinya : “..Mereka seperti hewan ternak bahkan lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lengah”. Alhamdulillah ada puasa, bagi muslim jadi dosa terampuni. Ada 2 hewan menjijikkan melakukan puasa. Ulat dari kepompong yang tadinya malas jadi rajin, bermanfaat bagi yang lain, kemudian menjadi kupu-kupu yang cantik, dan ular yang tetap dengan sifat jeleknya. Mudah-mudahan melalui puasa, kita menjadi manusia yang lebih baik akhlaqnya, kegiatan kultum atau tumpeng dhuhur sukses dan itu dilestarikan hingga puasa mendatang,” jelas Imam. Acara ditutup do’a oleh KH. Mubakir Ahmad. (Saif SA)